Rabu, 10 Juni 2009

Liputan Kampoeng Jazz 2009

Setelah tertunda beberapa lama, akhirnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (selaku panitia) menepati janjinya menyelenggarakan Kampoeng jazz 2009 pada 31 mei kemarin. Acara yang secara rutin diselenggarakan tiap tahunnya ini menampilkan musisi jazz lokal darah segar (pendatang baru) yang sepanggung dengan ‘senior jazz’ mereka. Satu kesamaan dari mereka, BERTALENTA.

Pada kampoeng jazz 2009 ini, artis seperti Sekapur Sirih, Oleo, Sonny Akbar Quartet sepanggung dengan Soulvibe dan senior mereka, Barry Likumahua project. Total ada 12 penampil malam itu.

Acara yang bertujuan amal ini bisa dibilang cukup sukses sebagai wadah rutin musisi jazz lokal bertalenta dalam menghadirkan karya-kara apik mereka. Panitia berusaha mendobrak anggapan bahwa jazz adalah musik yang tersegmen untuk beberapa kalangan. Dan ternyata berhasil. Sebagian besar penonton Kampoeng Jazz adalah anak muda kuliahan yang biasanya beranggapan bahwa jazz adalah jenis musik yang sulit dimengerti.

Kami sempat mewawancarai Amanda selaku Program Director Kampoeng Jazz 2009. berikut liputan wawancaranya.

Konsep apa yang ditawarkan kampoeng jazz kali ini?
Kita mengahadirkan konsep acara, memasyarakatkan jazz di kalangan kita (anak muda). Dan kita tidak mengambil keuntungan dari acara ini. karena keuntungannya akan kita berikan ke SD Caringin di Ciwidey.

Persiapannya dari kapan?
Ini kan acara tahunan. Jd memang terbentuknya panitia ini sudah ada dari tahun kemarin. Kira-kira awal bulan januari kemarin.

Menghabiskan dana berapa?
Kalau dari dana cukup besar ya. Ya di atas 20 juta.

Kenapa pra event kampoeng jazz jaraknya terlalu lama dengan acara puncaknya?
Seharusnya sih secepatnya. Tapi ya karena factor panitianya sibuk sendiri, dan banyak talenta yang jadwalnya bentrok. Jadi akhirnya kita bubar panitia yang lama dan kita bentuk panitia baru lagi. Karena yang lama ada salah konsep. Jadi kurang kordinasi.

Bagaimana ceritanya sehingga anda dapat bekerja sama dengan klab jazz?
Kerja samanya dari kang Dedennya (ketua panitia) sendiri. Dia juga anggota klab jazz bandung. Dan kang Deden itu punya banyak koneksi. Ya ibaratnya dialah yang paling mengerti tentang jazz. Ya dia sangat suka dengan jazz.

Bantuan dari kampus untuk kampoeng jazz ini sendiri apa?
Kalau bantuan kampus paling dari Dekanat berupa bantuan uang. Uang itu untuk modal awal. Lalu sisanya kita usaha sendiri, dari jualan, sponsor, ya standar lah. Dari kampus pastinya ada bantuan perizinan, keamanan. Kalau yang seperti itu ada campur tangan dari dekanat juga.

Dari pihak panitia, perkembangan jazz untuk kalangan anak muda di bandung bagaimana, karena pasti ada monitor dari pihak panitia sebelum menyelenggarakan acara ini?
Musik jazz yang asli itu kan kurang familiar. Untuk para pendengar yang sekarang dengerin jazz itu yang ga langsung pure jazz. Jadi kita yang ga bener-bener pure jazz. Ya bertahap lah.


Ya semoga wadah-wadah kesenian seperti ini maikn banyak dan beragam mengikuti perkembangan musik lokal yang semakin bergelora.

7 komentar:

  1. ya,,semoga kita bisa ngadain acara kaya gitu yaaa..

    BalasHapus
  2. wah keren nih. walaupun blom bisa segede JGTC!
    tapi saluteeee

    BalasHapus
  3. Salut euy. Kapan yah ada acara Musik Kroncong ?

    BalasHapus
  4. oke banget acaranya! mudah2an tiap tahun ada terus.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. acaranya terorganisir dengan baik. diperbanyak aja acara-acara kayak gini. tapi dengan genre lagu yg ga cuman jazz doang biar wawasan anak muda tentang musik ga stuck disitu-situ aja.

    BalasHapus
  7. fotonya oke!
    acaranya ga kalah oke!

    BalasHapus